monggo cari yang ingin anda baca

Sabtu, 16 November 2013

Bahasa Arab itu Gampang alias Mudah

Bahasa merupakan media komunikasi yang dimiliki setiap orang. Kemampuan berbicara seseorang sangat erat kaitannya dengan bahasa yang digunakan. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan budaya dan sangat beragam, begitupun dengan bahasa. Dari Sabang sampai Merauke terdapat ratusan bahkan ribuan jenis bahasa yang digunakan seperti bahasa Aceh, Batak, Melayu, Sunda, Betawi, Jawa, Bugis dan lain sebagainya. Dari sekian banyaknya bahasa tersebut, masih beragam pula jenisnya dari masing-masing bahasa. Misalnya bahasa Batak, yang terdiri dari berbagai jenis yakni Batak Karo, Batak Toba, Batak Mandailing, Batak Simalungun dan sebagainya.
Eksistensi bahasa daerah memang perlu dipertahankan karena merupakan warisan budaya leluhur yang menjadi ciri khas suatu daerah di Indonesia. Misalnya jika kita mendengar kata Batak maka pandangan kita langsung tertuju pada Sumatera Utara, atau Betawi yang menjadi ciri khas ibukota. Pelestarian bahasa daerah sudah semestinya dilakukan secara turun temurun dan diwariskan kepada anak cucu agar tetap eksis. Anak-anak zaman sekarang sudah banyak yang terkontaminasi pengaruh budaya luar, dari segi bahasa kini tak jarang anak-anak yang bisa disebut alay. Pengaruh budaya tersebut sebagian besar berasal dari barat dan beberapa berasal dari timur. Lihat saja anak-anak zaman sekarang lebih senang dengan lagu-lagu Korea ketimbang lagu-lagu daerah. Belum lagi tontonan di tv sebagian besar sudah tidak memihak terhadap perkembangan psikologis anak. Mereka lebih senang dengan dunianya yang seperti sekarang kita lihat di era globalisasi ini.

Abad ke-21 memang disebut-sebut sebagai era globalisasi dan modernisasi. Hampir semua hal dapat dilakukan dengan mudah dan singkat, atau bisa dikatakan zaman sekarang ini sebagai zaman yang serba instan. Seperti halnya dalam waktu singkat anak-anak zaman sekarang lebih mudah dan cepat menghafal lagu-lagu korea maupun lagu yang memiliki unsur “percintaan”. Jika kita tanya apakah anak-anak itu tahu dengan lagu daerahnya? Mungkin hanya sebagian kecil saja yang mengerti dan bisa menyanyikan lagu daerahnya masing-masing.
Terlepas dari itu, tidak ada salahnya kita belajar bahasa asing. Bukan berarti untuk meninggalkan bahasa daerah, tetapi justru untuk menambah wawasan dan kapasitas kemampuan diri. Semakin kita mengenal banyak bahasa maka akan semakin memudahkan kita untuk berkomunikasi secara lebih luas. Bahasa asing yang familiar kita dengar adalah bahasa Inggris. Bahkan hampir di semua penjuru kota di Indonesia terdapat fasilitas les privat maupun bimbel bahasa Inggris. Padahal bahasa asing yang tak kalah penting untuk kita pelajari adalah bahasa Arab. Kita tahu bahwa bahasa Arab merupakan bahasa Al-Qur’an yang menjadi tuntunan bagi umat muslim di seluruh dunia. Lalu mengapa tidak banyak orang yang mempelajarinya? Mungkin sebagian besar akan menjawab bahwa bahasa Arab tidak begitu penting digunakan dalam kehidupan sehari-hari atau dianggap susah. Karena dalam kehidupan sehari-hari orang biasanya lebih senang menggunakan bahasa daerah, dan berpikiran kalaupun berkesempatan untuk pergi umroh maupun haji telah tersedia penerjemah sehingga merasa tidak diperlukan lagi belajar bahasa Arab.
Huruf-huruf abjad bahasa Arab berbeda dengan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Penulisan kalimat dengan huruf Latin adalah dari kiri ke kanan, sedangkan bahasa Arab dari kanan ke kiri. Begitupun dengan cara membacanya, orang sudah terbiasa membaca dari kiri ke kanan sehingga ketika pertama kali belajar bahasa Arab akan mengalami kesulitan. Padahal kenyataannya belajar bahasa Arab jauh lebih mudah ketimbang bahasa Inggris. Menghafal kata maupun kalimat dalam bahasa arab dapat dilagukan sehingga lebih mudah diingat. Misalnya menghafal angka-angka dalam bahasa Arab “wahidun satu, itsnani dua, tsalatsatun tiga, arba’atun empat, khomsatun lima, sittatun enam, sab’atun tujuh, tsamaniyatun delapan, tis’atun sembilan, asyarotun sepuluh”. Selain itu, pelafalan bahasa Arab juga tidak begitu sulit seperti bahasa Inggris. Huruf alif dalam bahasa Arab dapat dibaca “a”, “i”, atau “u” sesuai dengan tandanya pada huruf tersebut fathah, kasrah atau dhammah. Berbeda dengan bahasa Inggris dimana huruf “A” harus dibaca “ei”, atau “I” dibaca “ai”, tentu ini lebih sulit.
Implementasi penggunaan bahasa Arab dapat kita latih jika ada lawan bicaranya. Percuma saja jika kita belajar bahasa Arab tetapi tidak diaplikasikan ke dalam kehidupan. Banyak cara untuk mengaplikasikannya seperti praktek di sekolah, berbicara dengan rekan kerja yang sama-sama bisa berbahasa Arab dan sebagainya.
Salah satu sekolah formal yang menerapkan penggunaan bahasa Arab dalam percakapan sehari-hari adalah SMAN Cahaya Madani Banten Boarding School (CMBBS) yang terletak di kaki gunung Karang, kabupaten Pandeglang, Banten. Sekolah ini berdiri sejak tahun 2004 dan baru memulai operasionalnya pada tahun 2006. Setiap siswa wajib tinggal di asrama yang masih satu komplek dengan gedung sekolah. Seluruh biaya operasional pada tahun angkatan pertama hingga angkatan kelima sepenuhnya ditanggung oleh Pemerintah Provinsi Banten. Kedisiplinan sudah diterapkan sejak siswa mulai mendaftar masuk. Terdapat tiga tahapan seleksi yang sangat ketat untuk menjaring siswa-siswi berbakat dan potensial serta memiliki keterbatasan biaya. Setiap siswa diwajibkan menggunakan bahasa Arab dan Inggris selama mengikuti kegiatan di sekolah tersebut, khususnya dalam percakapan sehari-hari. Awalnya kebanyakan orang mengira bahwa siswa-siswi di sekolah ini merupakan dari latar belakang pesantren yang sudah mahir berbahasa Arab. Padahal kenyataannya banyak sekali siswa yang berasal dari SMP Negeri dan belum pernah sedikitpun mengenal bahasa Arab sebelumnya. Semua siswa tentu akan diajarkan terlebih dahulu dalam kurun waktu tiga bulan untuk berlatih berbahasa Arab dan Inggris.

Penggunaan bahasa asing yang diterapkan di sekolah ini bersifat kontinu selama tiga tahun. Sistemnya adalah dalam waktu satu bulan dibagi menjadi pekan bahasa Arab (Arabic Week) dan pekan bahasa Inggris (English Week) masing-masing dua pekan, dan begitu seterusnya. Namun kenyataannya siswa-siswi lebih senang menggunakan bahasa Arab karena dianggap lebih mudah. Sehingga ketika English Week tidak sedikit siswa yang menggunakan bahasa Arab. Ini menjadi bukti betapa mudahnya belajar bahasa Arab dan akan lebih mudah lagi jika sering digunakan dan diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari dan ada lawan bicaranya. Sistem seperti ini bukan tidak mungkin dapat diterapkan di sekolah-sekolah lain, karena pada hakekatnya dengan membiasakan diri kita akan bisa. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar