Indonesia merupakan negara yang sangat kaya
sumber daya alam. Terbentang dari Sabang sampai Merauke begitu banyak kekayaan
yang dimilikinya. Kita sebagai bangsa Indonesia tentunya bangga dengan kekayaan
yang dimiliki bumi pertiwi ini. Sudah selayaknya negara yang kaya akan sumber
daya alam tergolong ke dalam jejeran negara-negara maju. Namun realita yang ada
bisa kita lihat sendiri, apakah negeri ini sudah bisa dikatakan maju?
Jawabannya ada pada diri masing-masing, mungkin sebagian besar atau bahkan
seluruh masyarakat Indonesia mengatakan bahwa negara kita ini belum maju.
Mengapa kita belum dikatakan maju, padahal sumber daya alam kita melimpah?
Maju tidaknya sebuah negara tidak hanya
ditentukan oleh kekayaan alamnya saja, tetapi banyak sekali aspek yang perlu
dinilai. Setidaknya ada dua poin penting yang perlu diperhatikan untuk menilai
kemajuan suatu negara yakni sumber daya alam dan sumber daya manusia. Dengan dua
poin tersebut kita bisa mengetahui apakah Indonesia sudah maju?
Jika berbicara masalah sumber daya alam kita
memang unggul, letak geografis Indonesia yang menjadikan tanah di negeri ini
subur karena dilalui jalur gunung api sirkum pasifik dan sirkum meditarian. Di
sisi lain, jika kita berbicara masalah sumber daya manusia mungkin sangat jauh
tertinggal dibandingkan negara-negara maju di Eropa. Mengapa demikian? Sumber daya manusia erat
kaitannya dengan pendidikan karakter bangsa karena hal ini sangat mempengaruhi
bagaimana kinerja pemimpin dan rakyat yang saling bersinergis dalam membangun bangsa
dan negaranya. Karakter bangsa yang kita kenal selama ini ramah tamah, gotong
royong dan sopan santun kini telah berubah menjadi suatu keburukan yang
ditunjukkan dengan kekerasan, arogan dan egois. 1)
Banyak sekali contoh perilaku bangsa Indonesia
masa kini yang bisa kita lihat di bumi pertiwi yang katanya tanah surga ini.
Beberapa waktu lalu kita dengar berita tawuran antar pelajar SMA di Jakarta yang menyebabkan nyawa
seorang pelajar hilang dengan sia-sia. Hari ini kita lihat kembali berita
tawuran mahasiswa di Makassar yang menyebabkan dua orang mahasiswa tewas. Lalu,
apakah hal semacam ini akan terjadi lagi?
Generasi muda tentunya berkaca kepada para
pemimpin dan melihat bagaimana jajaran pemerintahan bekerja dalam upaya
membangun bangsa. Sudah barang tentu generasi muda kita rusak toh para
pejabatnya saja masih korupsi, tidak memikirkan rakyat kecil dan sebagainya.
Contoh yang masih hangat diantaranya kasus KPK-POLRI. Padahal kedua lembaga
tersebut merupakan bidang penegakkan hukum tetapi malah terbelit kasus hukum
karena yang salah tidak mau disalahkan dan yang benar bisa saja disalahkan.
Mungkin inilah gambaran pemikiran politis yang selalu mengalahkan pemikiran
logis sehingga berbagai macam kasus yang menjerat para pejabat selalu saja
memakan waktu lama proses hukumnya. Kalau dibandingkan dengan Republik China
sungguh sangatlah jauh bangsa ini. Hukum disana begitu tegas, bahkan presiden
pun berani mengatakan siap dihukum gantung jika dirinya terbukti korupsi. Jadi
tak heran jika negaranya maju karena tak ada satu pun koruptor yang masih
bernafas. Apakah pemimpin negara kita berani mengatakan seperti itu?
Sampai kapan bangsa ini akan terperosok dalam keadaan
seperti ini? Yang tua korupsi, yang muda tawuran. Padahal bangsa ini butuh
orang-orang jujur, tegas, pemberani dan tentunya berlandaskan Pancasila sebagai
landasan dasar negara Republik Indonesia. Jika kita melihat pemuda-pemudi di
era kemerdekaan Indonesia memiliki sifat yang tegas dan pemberani, berani mati
untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Namun kini pemuda lebih
berani, bukan untuk membela bangsa tetapi berani mati untuk tawuran atau
konflik perang antar suku yang sebenarnya hanya mementingkan hal yang bersifat
pribadi.
Sudah seharusnya kita sebagai generasi muda
yang sadar untuk bergerak, bukan bergerak untuk ikut tawuran tetapi bergerak
demi membangun masa depan bangsa yang lebih baik. Tentunya di balik keburukan
moral bangsa ini yang terlihat, masih banyak prestasi yang terukir dari
pemuda-pemudi Indonesia termasuk diri kita sendiri. Sebenarnya banyak sekali
hal positif yang bisa kita lakukan untuk masa depan bangsa, cukup memulai dengan
hal kecil tetapi dapat memberikan dampak positif yang besar ketimbang melakukan
hal besar tapi justru malah menimbulkan dampak negatif.
“Mulai dari hal yang kecil, mulai dari diri
sendiri dan mulai dari sekarang”. Tiga kata kunci itu sudah cukup untuk
pegangan kita sebagai generasi muda untuk bergerak membangun masa depan bangsa.
Tentu kita menginginkan masa depan bangsa yang lebih baik, tetapi apalah
artinya sebuah harapan tanpa action dari diri kita sendiri, jangan hanya
bisa mengkritik, tetapi mulailah bergerak.
Pemuda adalah jiwa pemberani, dan pemikir
kritis. Siapa lagi yang akan meneruskan pembangunan di negeri ini kalau bukan
kita? Janganlah membiarkan generasi muda tercemar oleh hal-hal negatif yang
justru malah menjatuhkan bangsa. Peran pemuda amatlah penting bahkan lebih
penting daripada pemimpin negara yang tak bisa mengatur negaranya dengan baik.
Kita harus sadar bahwa kita adalah pemuda yang diharapkan bangsa.
*Karya Devki Firmansyah
*50 besar esai MP3 yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Malang tahun 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar