monggo cari yang ingin anda baca

Selasa, 29 Oktober 2013

"Bangun Malam"

Seperti biasa, sekitar jam 2 dini hari aku selalu terbangun sebelum alarm di ponselku bunyi. Entah mengapa akhir-akhir ini aku selalu terbangun di jam-jam tengah malam seperti itu, padahal dulu aku termasuk orang yang susah bangun pagi.
Sudah hampir sebulan lebih sejak aku memasuki semester 4 aku terbiasa dengan hal itu, aku harap ini menjadi kebiasaan baik bagiku karena pada waktu-waktu itu para malaikat turun ke bumi untuk mengabulkan doa-doa kita.
Ayahku mengajarkanku untuk membiasakan salat tahajjud di sepertiga malam, tapi aku tidak tahu kapan tepatnya sepertiga malam itu. Setiap kali aku terbangun tidak langsung bergegas keluar kamar karena biasanya aku merenung di atas kasur dengan mata terbuka menatap langit-langit kamar yang sunyi, entah apa yang aku pikirkan.
Aku baru akan beranjak dari kasur setelah aku merasa diriku benar-benar sadar. Untung saja kamar mandinya tak jauh dari kamar kostku yang sempit ini. Tak lupa aku meneguk segelas air putih karena menurut artikel yang pernah aku baca bahwa minum segelas air putih setelah bangun tidur akan membersihkan organ-organ tubuh bagian dalam. Benar atau tidak yang jelas aku membiasakan hal itu sejak dulu.

Setiap kali usai berwudhu, aku merasa ada semangat baru di wajahku, tak ada lagi rasa kantuk yang menggoda mataku, mungkin inilah keajaiban berwudhu yang aku rasakan. Doa-doa yang terselip dalam salat malamku begitu membludak seolah aku menginginkan banyak sesuatu dariNya. Namun aku sadar, doa saja tidak cukup untuk mendapatkan apa yang kuinginkan. Aku teringat pepatah “Usaha tanpa doa, sombong. Doa tanpa usaha, bohong”. Yang aku pahami dari kata-kata itu bahwa doa dan usaha harus seimbang, karena aku tidak mau usaha dan doa yang kulakukan selama ini sia-sia.
Kadang aku meneteskan air mata ketika aku komat-kamit merengek meminta sesuatu kepadaNya. Betapa cengengnya diriku hingga mengeluarkan air mata seperti itu, namun aku tidak malu karena hanya ada aku dan Dia Yang Maha Pengasih serta para malaikat yang menemani. Aku yakin setiap doa yang kupanjatkan akan terkabul entah itu besok, minggu depan, bulan depan, tahun depan atau bahkan ketika di akhirat nanti. Aku tetap bersyukur dengan apa yang diberikanNya kepadaku saat ini. Walaupun terkadang aku merasa kekurangan tapi aku tetap mensyukurinya, karena aku yakin Allah akan memberikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan.
Hal yang kulakukan saat ini bukan mengeluh karena banyak kekurangan, banyak masalah, atau bahkan banyak tugas. Tapi aku berusaha bagaimana aku nyaman dengan keadaan yang ada. Aku baru merasakan manfaatnya akhir-akhir ini, dulu aku sering mengeluh kepada temanku karena banyak tugas, tentu dengan hanya mengeluh tugas-tugas itu tidak akan selesai. Sekarang aku tidak lagi seperti dulu, aku bukan lagi bocah ingusan yang keras kepala yang banyak maunya.
Aku baru sadar usiaku sebentar lagi akan memasuki kepala dua, aku sendiri kadang masih belum percaya kalau aku sudah menginjak dewasa. Aku masih merasa seperti anak-anak yang suka minta uang kepada orang tua, karena saat ini  biaya hidupku masih dari orang tua. Sungguh malu rasanya usia sebesar ini masih meminta uang kepada orang tua, namun karena aku sendiri belum bekerja dan masih harus menyelesaikan kuliah sehingga orang tuaku  mengerti akan hal itu.
 Tapi walau bagaimanapun aku ingin berusaha mencari uang sendiri untuk meringankan beban orang tua, apalagi adik perempuanku sudah mau memasuki bangku SMA dan banyak pula kebutuhannya yang harus dipenuhi. Aku sama sekali tak ingin membebani mereka, aku ingin hidup mandiri dan bahkan aku ingin membantu semua kebutuhan sekolah adik-adikku. Itulah doa-doaku yang terselip dalam salat malamku selama ini, mungkin usaha yang aku lakukan belum maksimal untuk mendapatkan hal itu.

Aku sudah menemukan jalan hidupku, aku tahu bakatku bukan dalam hal akademik karena dari dulu memang akademikku lemah. Kuliah bagiku bukan hanya duduk di dalam kelas setia mendengarkan materi yang belum tentu terserap ke dalam otakku, tapi bagiku kuliah justru untuk menemukan banyak hal dari sebuah heterogenitas. Semakin banyak perbedaan yang kutemukan maka semakin banyak pula arti hidup yang kudapatkan. Yang terpenting aku lakukan saat ini adalah bagaimana caranya untuk bisa tetap istiqomah dalam kebaikan.

*Karangan Devki Firmansyah
*100 besar Cerita Mini Internasional yang diselenggarakan oleh PPI Yaman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar